Padre Pio meramalkan kematiannya kepada Aldo Moro

Padre Pio, biarawan Kapusin yang mendapat stigma dan dihormati oleh banyak orang sebagai orang suci bahkan sebelum kanonisasinya, terkenal karena kemampuannya dalam bernubuat dan ajaib. Salah satu ramalan paling mengejutkan dan meresahkan yang dikaitkan dengan Padre Pio berkaitan dengan nasib tragis Aldo Moro, tokoh terkemuka dalam politik Italia dan presiden Demokrat Kristen.

politikus

Aldo Moro, lahir di 1916, adalah seorang politikus yang sangat beragama Katolik, yang kebijakannya sering kali dipengaruhi oleh visinya moral dan agama. Pengabdiannya kepada Padre Pio sangat terkenal, dan Moro mengunjungi San Giovanni Rotondo, setidaknya tempat tinggal Padre Pio. tiga kali. Kunjungan ini, dua kali ketika Padre Pio masih hidup dan satu kali 1976, itu adalah tanda penghargaan dan rasa hormat yang mendalam yang dimiliki Moro terhadap biarawan itu.

Ramalan Padre Pio tentang akhir Moro terungkap secara rinci dalam buku “Bunuh Moro. Kebenaran tersembunyi di antara spiritualisme dan penyesatan. Saya ada di sana", ditulis oleh Antonio Cornacchia, pensiunan jenderal Carabinieri. Menurut cerita Cornacchia, pada pertemuan terakhir antara Moro dan Padre Pio, yang berlangsung pada tanggal 15 Mei 1968, biarawan itu meramalkan "kematian akibat kekerasan dan prematur” untuk politisi.

santo

Wahyu ini dikonfirmasi oleh Oreste Leonardi, Kepala Keamanan Moro yang hadir dalam pertemuan tersebut. Leonardi, seorang marshal Carabinieri dan anggota Unit Investigasi Roma, adalah a Orang kepercayaan Moro dan tidak pernah meninggalkannya sendirian. Menurut kesaksiannya yang dilansir Cornacchia, dialah yang mendengar prediksi yang mengerikan dari Padre Pio.

Ramalan Padre Pio menjadi kenyataan

Ramalannya ya itu menjadi kenyataan dengan cara yang tragis dan dramatis. Itu 16 Maret 1978, Moro dulu korban dari penyergapan teroris yang diorganisir oleh Brigade Merah. Penculikan dan pembunuhan Moro adalah peristiwa yang sangat mengguncang Italia, menandai periode kelam dalam sejarah negara tersebut. Serangan yang terjadi di Melalui Fani di Roma, dia tidak hanya merenggut nyawa Moro, tapi dia juga meninggalkan bekas luka yang tak terhapuskan dalam ingatan Italia.

usaha

Nubuatan Padre Pio bukan sekadar ramalan akan suatu peristiwa tragis, namun juga mencerminkan ketegangan politik dan sosial Italia pada saat itu. Periode tersebut ditandai dengan konflik internal, terorisme dan perpecahan ideologi yang mendalam, membuat ramalan Padre Pio semakin menjadi-jadi beresonansi dan mengganggu.