Paus Fransiskus, kesedihan adalah penyakit jiwa, suatu kejahatan yang mengarah pada kejahatan

La tristezza ini adalah perasaan yang umum bagi kita semua, namun penting untuk mengenali perbedaan antara kesedihan yang mengarah pada pertumbuhan spiritual dan kesedihan yang mengarah pada penutupan dan kejahatan. Paus Fransiskus mengingatkan kita bahwa kesedihan bisa menjadi penyakit jiwa, setan halus yang mengikis dan mengosongkan orang-orang yang menampungnya. Itu adalah perasaan yang bisa menyusup ke dalam jiwa dan berubah menjadi pikiran negatif jika tidak disikapi dengan baik.

gadis sedih

di sana dua jenis kesedihan: yang bagus bahwa dengan rahmat Tuhan, dia bisa berubah menjadi kegembiraan e yang buruk, yang mengarah pada keputusasaan, pesimisme dan keegoisan. Penting untuk belajar membedakan keduanya dan bereaksi sesuai dengan itu. Kesedihan bisa muncul ketika kita harapan pupus atau saat kita mengalami kehilangan emosi, namun kita harus belajar mengatasinya dengan mengandalkan harapan.

Kesedihan, kejahatan yang mengarah pada kejahatan

Il Paus mengacu pada kisah murid Emaus, yang meninggalkan Yerusalem dengan hati kecewa dan mengingatkan kita bahwa kita semua telah melaluinya saat-saat putus asa dan kesedihan. Namun, kita tidak boleh membiarkan kesedihan menguasai dan mengeraskan hati kita. Kita harus menahan godaan untuk berkubang dalam kesedihan dan mencari kekuatan dalam pengharapan.

kejahatan

Kesedihan, jika tidak dikendalikan, bisa berubah menjadi a keadaan pikiran yang jahat yang membawa kita pada ketertutupan dan keegoisan. Ini seperti a cacing di hati yang mengosongkan mereka yang menghostingnya. Kita harus belajar mengenali kapan hal itu mengambil alih dan bereaksi sesuai dengan itu.

Papa Francesco

Kesedihan bisa menjadi salah satunya permen pahit bahwa kita menghisap tanpa gula, suatu kesenangan karena tidak menyukai, tetapi kita harus menahan godaan untuk membiarkan diri kita kewalahan karenanya. Kita harus ingat itu Yesus memberi kita sukacita kebangkitan dan bahwa kita dapat mengatasinya dengan mengandalkan harapan dan kasih karunia Allah. Kita tidak boleh membiarkannya membawa kita pada kejahatan, tetapi kita harus melawannya dengan kekuatan jiwa dan iman.