Kardinal Parolin menggarisbawahi "kesesuaian spiritual" antara Paus Francis dan Benediktus XVI

Kardinal Pietro Parolin menulis pengantar sebuah buku yang menggambarkan kesinambungan antara Paus Fransiskus dan pendahulunya, Paus Emeritus Benediktus XVI.

Buku yang terbit 1 September itu berjudul "One Church Only" yang artinya "Satu Gereja". Ini adalah kumpulan katekese kepausan yang menggabungkan kata-kata Paus Francis dan Benediktus XVI pada lebih dari 10 topik berbeda, termasuk iman, kekudusan, dan pernikahan.

“Dalam kasus Benediktus XVI dan Paus Francis, kesinambungan alamiah magisterium kepausan memiliki ciri unik: kehadiran seorang paus emeritus dalam doa bersama dengan penggantinya,” tulis Parolin dalam pengantar.

Sekretaris Negara Vatikan menggarisbawahi baik "kesesuaian spiritual dari kedua paus dan keragaman gaya komunikasi mereka".

"Buku ini adalah tanda yang tak terhapuskan dari kedekatan yang intim dan mendalam ini, yang menampilkan suara Benediktus XVI dan Paus Fransiskus secara berdampingan tentang masalah-masalah krusial," katanya.

Dalam pengantarnya, Parolin mengatakan bahwa pidato penutup Paus Fransiskus pada Sinode 2015 tentang keluarga termasuk kutipan dari Paulus VI, Yohanes Paulus II dan Benediktus.

Kardinal memberi contoh yang menyatakan bahwa "kelangsungan magisterium kepausan adalah jalan yang ditempuh dan dilakukan oleh Paus Fransiskus, yang dalam momen-momen paling khusyuk masa kepausannya selalu mengacu pada teladan para pendahulunya".

Parolin juga menggambarkan "kasih sayang yang hidup" yang ada antara paus dan paus emeritus, mengutip Benediktus yang mengatakan kepada Francis pada 28 Juni 2016: "Kebaikan Anda, terbukti dari saat pemilihan Anda, terus membuat saya terkesan, dan itu sangat mendukung kehidupan batin saya. Taman Vatikan, bahkan untuk semua keindahannya, bukanlah rumah saya yang sebenarnya: rumah saya yang sebenarnya adalah kebaikan Anda ”.

Buku setebal 272 halaman itu diterbitkan dalam bahasa Italia oleh pers Rizzoli. Direktur kumpulan pidato kepausan tidak diungkapkan.

Sekretaris Negara Vatikan menyebut buku itu sebagai "manual tentang Kekristenan", menambahkan bahwa buku itu menyentuh tema iman, Gereja, keluarga, doa, kebenaran dan keadilan, belas kasihan dan cinta.

"Kesesuaian spiritual dari kedua paus dan keragaman gaya komunikasi mereka melipatgandakan perspektif dan memperkaya pengalaman para pembaca: tidak hanya umat beriman tetapi juga semua orang yang, di zaman krisis dan ketidakpastian, mengakui Gereja sebagai suara yang mampu untuk berbicara dengan kebutuhan dan aspirasi manusia, ”katanya.