Islam: keberadaan dan peran malaikat dalam Islam

Iman di dunia tak kasat mata yang diciptakan oleh Allah adalah elemen iman yang dituntut dalam Islam. Di antara pasal-pasal iman yang disyaratkan adalah iman kepada Allah, para nabi-Nya, buku-buku wahyu-Nya, para malaikat, akhirat dan takdir / dekrit ilahi. Di antara makhluk-makhluk di dunia tak kasat mata adalah malaikat, yang disebutkan dalam Al Qur'an sebagai hamba Allah yang setia. Karena itu, setiap Muslim yang benar-benar saleh mengakui kepercayaan pada malaikat.

Sifat malaikat dalam Islam
Dalam Islam, malaikat diyakini telah diciptakan oleh cahaya, sebelum penciptaan manusia dari tanah liat / bumi. Malaikat adalah makhluk yang taat secara alami, mereka menyembah Allah dan melaksanakan perintah-Nya. Malaikat tanpa jenis kelamin dan tidak membutuhkan tidur, makanan atau minuman; mereka tidak memiliki pilihan bebas, jadi pada dasarnya mereka tidak melanggar. Al-Qur'an mengatakan:

Mereka tidak melanggar perintah Allah yang mereka terima; mereka melakukan persis apa yang diperintahkan kepada mereka "(Quran 66: 6).
Peran malaikat
Dalam bahasa Arab, malaikat disebut mala'ika, yang berarti "membantu dan membantu". Al-Qur'an menyatakan bahwa malaikat diciptakan untuk menyembah Allah dan melaksanakan perintah-Nya:

Segala sesuatu di langit dan setiap makhluk di bumi bersujud kepada Allah, juga para malaikat. Mereka tidak membengkak dengan bangga. Mereka takut akan Tuhan mereka atas mereka dan melakukan apa pun yang mereka perintahkan. (Al-Quran 16: 49-50).
Malaikat terlibat dalam melakukan tugas-tugas di dunia fisik dan tidak kasat mata.

Malaikat disebutkan namanya
Banyak malaikat disebutkan namanya dalam Al Qur'an, dengan deskripsi tanggung jawab mereka:

Jibreel (Jibril): malaikat ditugasi untuk mengkomunikasikan kata-kata Allah kepada para nabi-Nya.
Israfeel (Raphael): ia didakwa memainkan trompet untuk merayakan Hari Penghakiman.
Mikail (Michael): Malaikat ini bertanggung jawab atas hujan dan makanan.
Munkar dan Nakeer: Setelah mati, kedua malaikat ini akan mempertanyakan jiwa-jiwa di kuburan tentang iman dan tindakan mereka.
Malak Am-Maut (Malaikat maut): karakter ini memiliki tugas untuk mengambil jiwa setelah kematian.
Malik: Dia adalah penjaga neraka.
Ridwan: malaikat yang berfungsi sebagai pelindung surga.
Malaikat lain disebutkan, tetapi tidak secara khusus disebutkan namanya. Beberapa malaikat membawa tahta Allah, malaikat yang bertindak sebagai penjaga dan pelindung orang-orang beriman dan malaikat yang mencatat perbuatan baik dan buruk seseorang, di antara tugas-tugas lainnya.

Malaikat dalam bentuk manusia
Seperti mahluk tak kasatmata yang terbuat dari cahaya, malaikat tidak memiliki bentuk tubuh tertentu tetapi lebih suka mengambil berbagai bentuk. Al-Qur'an menyebutkan bahwa malaikat memiliki sayap (Al-Qur'an 35: 1), tetapi umat Islam tidak berspekulasi tentang bagaimana tepatnya mereka. Umat ​​Islam merasa dihujat, misalnya, untuk membuat gambar malaikat seperti kerub yang duduk di awan.

Malaikat diyakini mengambil bentuk manusia ketika diminta untuk berkomunikasi dengan dunia manusia. Misalnya, malaikat Jibreel muncul dalam wujud manusia kepada Maria, ibu Yesus, dan kepada nabi Muhamad ketika ditanyai pertanyaan tentang iman dan pesannya.

Malaikat yang jatuh
Dalam Islam tidak ada konsep malaikat "jatuh", karena itu adalah sifat malaikat untuk menjadi hamba Allah yang setia. Namun mereka tidak memiliki pilihan bebas, dan karena itu tidak memiliki kemampuan untuk mendurhakai Tuhan. sering bingung dengan malaikat yang "jatuh", mereka disebut jin (roh). Jin yang paling terkenal adalah Iblis, juga dikenal sebagai Setan (Setan). Orang Muslim percaya bahwa Setan adalah Jin yang tidak taat, bukan malaikat yang "jatuh".

Jin adalah makhluk fana: mereka dilahirkan, makan, minum, beranak dan mati. Tidak seperti malaikat, yang menghuni wilayah langit, jin dikatakan hidup berdampingan dengan manusia, meskipun mereka biasanya tetap tidak terlihat.

Malaikat dalam mistisisme Islam
Dalam tasawuf - tradisi batin dan mistis Islam - malaikat diyakini sebagai utusan ilahi antara Allah dan manusia, bukan hanya hamba Allah. Karena tasawuf percaya bahwa Allah dan manusia dapat lebih dipersatukan dalam kehidupan ini daripada menunggu pertemuan di surga, para malaikat dipandang sebagai tokoh yang dapat membantu berkomunikasi dengan Allah. Beberapa sufi juga percaya bahwa malaikat adalah jiwa primordial, jiwa yang belum mencapai bentuk duniawi, seperti yang dimiliki manusia.