Gereja Dan Sejarahnya: Esensi dan Identitas Kekristenan!

Dalam bentuknya yang paling mendasar, Kekristenan adalah tradisi iman yang menitikberatkan pada sosok Yesus Kristus. Dalam konteks ini, iman mengacu pada tindakan kepercayaan orang percaya dan pada isi iman mereka. Sebagai tradisi, Kekristenan lebih dari sekedar sistem kepercayaan agama. Itu juga melahirkan budaya, seperangkat ide dan cara hidup, praktik dan artefak yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Karena, tentu saja, Yesus menjadi obyek iman. 

Oleh karena itu, agama Kristen adalah tradisi iman yang hidup dan budaya yang ditinggalkan oleh iman. Pelaku Kekristenan adalah gereja, komunitas orang-orang yang membentuk tubuh orang percaya. Mengatakan bahwa Kekristenan berfokus pada Yesus Kristus bukanlah hal yang baik. Itu berarti bahwa dia entah bagaimana menyatukan keyakinan dan praktiknya dan tradisi lain yang mengacu pada seorang tokoh sejarah. Beberapa orang Kristen, bagaimanapun, akan puas untuk menjaga referensi sejarah murni ini. 

Meskipun tradisi iman mereka bersifat historis, artinya, mereka percaya bahwa transaksi dengan yang ilahi tidak terjadi dalam ranah gagasan yang tak lekang oleh waktu, melainkan antara manusia biasa selama berabad-abad. Sebagian besar orang Kristen memfokuskan iman mereka kepada Yesus Kristus sebagai seseorang yang juga merupakan realitas saat ini. Mereka dapat memasukkan banyak referensi lain dalam tradisi mereka dan karena itu dapat berbicara tentang "Tuhan" dan "sifat manusia" atau tentang gereja "dan" dunia. Tetapi mereka tidak akan disebut orang Kristen jika mereka tidak membawa perhatian pertama dan terakhir kepada Yesus Kristus.

Meskipun ada sesuatu yang sederhana tentang fokus pada Yesus sebagai tokoh sentral, ada juga sesuatu yang sangat rumit. Kerumitan ini terungkap oleh ribuan gereja, sekte, dan denominasi terpisah yang membentuk tradisi Kristen modern. Memproyeksikan badan-badan yang terpisah ini dengan latar belakang perkembangan mereka di negara-negara di dunia menunjukkan keragaman yang membingungkan.