Kegelapan kita bisa menjadi terang Kristus

Perajaman Stefanus, martir pertama Gereja, mengingatkan kita bahwa salib bukan sekadar pendahulu kebangkitan. Salib dalam setiap generasi menjadi wahyu hidup Kristus yang telah bangkit. Stephen melihatnya tepat pada saat kematiannya. "Stefanus, dipenuhi dengan Roh Kudus, melihat ke atas ke surga dan melihat kemuliaan Tuhan, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Tuhan. 'Aku melihat langit terbuka lebar dan Yesus berdiri di sebelah kanan Tuhan.'"

Kami secara naluriah menghindari rasa sakit dan penderitaan. Kita tidak dapat memahami maknanya, namun, ketika mereka berserah kepada Salib Kristus, mereka menjadi penglihatan Stefanus tentang pintu surga terbuka lebar. Kegelapan kita menjadi terang Kristus, perjuangan keras kita menjadi wahyu Roh-Nya.

Kitab Wahyu merangkul penderitaan Gereja mula-mula dan berbicara dengan kepastian yang melampaui ketakutan tergelapnya. Kristus, yang pertama dan terakhir, Alfa dan Omega, terbukti menjadi pemenuhan keinginan kita yang gelisah. “Ayo, bawa semua yang haus; semua yang ingin dapat memiliki air kehidupan dan mendapatkannya secara gratis. Siapa pun yang menjamin wahyu ini mengulangi janjinya: segera aku akan bersamamu segera. Amin, datanglah Tuhan Yesus. "

Kemanusiaan yang berdosa merindukan perdamaian yang tetap tidak terganggu meski menghadapi tantangan hidup. Demikianlah kedamaian yang tak tergoyahkan yang menyertai Yesus di kayu Salib dan seterusnya. Dia tidak bisa digoyahkan karena dia beristirahat di dalam kasih Bapa. Ini adalah kasih yang membawa Yesus ke kehidupan baru dalam kebangkitannya. Ini adalah cinta yang memberi kita kedamaian, yang menopang kita hari demi hari. "Aku telah membuat namamu dikenal oleh mereka dan aku akan terus mengumumkannya, sehingga cinta yang kamu cintai padaku bisa ada di dalam mereka dan aku bisa ada di dalam mereka."

Yesus menjanjikan air hidup bagi yang haus. Air hidup yang dia janjikan adalah bagian kita dalam persekutuan sempurna dengan Bapa. Doa yang mengakhiri pelayanannya merangkul kita dalam persekutuan itu: “Bapa Suci, saya berdoa tidak hanya untuk ini, tetapi juga untuk mereka yang, melalui kata-kata mereka, akan percaya kepada saya. Semoga mereka semua menjadi satu. Ayah, semoga mereka menjadi satu di dalam kita seperti kamu di dalam aku dan aku di dalam kamu ”.

Semoga hidup kita, melalui Roh yang dijanjikan, menjadi saksi persekutuan sempurna antara Bapa dan Anak.