Paus Francis tetap tidak bisa berkata-kata atas kerusuhan di Amerika Serikat

Paus Fransiskus mengatakan dia terkejut dengan berita penggerebekan pengunjuk rasa pro-Donald Trump di Gedung Kongres Amerika Serikat minggu ini dan mendorong orang-orang untuk belajar dari acara tersebut untuk menyembuhkan.

“Saya kagum, karena mereka adalah orang yang sangat disiplin dalam demokrasi, bukan? Tapi itu kenyataan, ”kata paus dalam klip video yang diterbitkan pada 9 Januari di situs berita Italia TgCom24.

"Ada yang tidak beres," lanjut Francis. Dengan “orang-orang yang mengambil jalan melawan komunitas, melawan demokrasi, melawan kebaikan bersama. Alhamdulillah ini pecah dan ada kesempatan untuk melihatnya dengan baik sehingga Anda sekarang bisa mencoba menyembuhkannya. Ya, ini harus dikutuk, gerakan ini ... "

Klip itu dirilis sebagai pratinjau wawancara yang lebih lama dengan Paus Francis oleh jurnalis Vatikan Fabio Marchese Ragona, yang bekerja untuk jaringan televisi Italia Mediaset.

Wawancara akan tayang pada 10 Januari dan akan dilanjutkan dengan film yang diproduksi oleh Mediaset tentang kehidupan Jorge Mario Bergoglio, dari masa mudanya di Argentina hingga terpilihnya sebagai Paus Francis pada tahun 2013.

Pengunjuk rasa pro-Donald Trump masuk ke Capitol pada 6 Januari ketika Kongres mengesahkan hasil pemilihan presiden, yang mengarah pada evakuasi anggota parlemen dan penembakan fatal terhadap seorang demonstran oleh penegak hukum. Seorang petugas polisi Capitol Amerika Serikat juga meninggal karena luka-luka yang diderita dalam serangan itu, dan tiga pengunjuk rasa lainnya meninggal karena keadaan darurat medis.

Dalam klip wawancara, Paus Fransiskus mengomentari kekerasan tersebut, dengan mengatakan bahwa “tidak ada yang bisa menyombongkan diri bahwa mereka tidak pernah mengalami satu hari pun dengan kasus kekerasan, itu terjadi sepanjang sejarah. Tapi kita harus mengerti betul bahwa itu tidak terulang, belajar dari sejarah ”.

Ia menambahkan bahwa "cepat atau lambat", hal seperti ini akan terjadi pada kelompok yang tidak "terintegrasi dengan baik ke dalam masyarakat".

Menurut TgCom24, tema lain dalam wawancara kepausan baru termasuk politik, aborsi, pandemi virus korona dan bagaimana hal itu mengubah hidup paus, dan vaksin COVID-19.

“Saya percaya bahwa secara etis setiap orang harus mendapatkan vaksin. Itu adalah pilihan etis, karena Anda bermain dengan kesehatan Anda, hidup Anda, tetapi Anda juga memainkan kehidupan orang lain, ”kata Francis.

Paus juga mengatakan bahwa minggu depan mereka akan mulai memberikan vaksin di Vatikan, dan telah "memesan" janji untuk menerimanya. "Itu harus dilakukan," katanya.