Transformasi penganiayaan dan perselisihan

"Saul, Saul, mengapa kamu menganiaya saya?" Saya menjawab, "Siapa kamu, tuan?" Dan dia berkata kepada saya: "Akulah Yesus orang Nazore yang kamu aniaya". Kisah 22: 7-8

Kami meraikan salah satu penukaran terbesar yang pernah diketahui hari ini. Pertobatan Saul dari Tarsus sangat penting sehingga dia diberi status perayaan yang mulia di Gereja kita. Kerana? Kita pasti dapat mencari banyak alasan. Mari kita lihat dua daripadanya.

Pertama, pertobatan Saul menghasilkan salah satu penginjil terbesar yang pernah diketahui oleh Gereja kita. Saul, yang kemudian menerima nama "Paul" dari Yesus, adalah seorang yang sangat bersemangat dan komitmen yang tulus terhadap iman. Dia bersemangat sebelum menjadi pengikut Kristus Yesus dan membawa semangat itu dalam pertobatannya dengan memberikan segalanya untuk pemberitaan Injil.

Pelayanannya sebagai rasul Kristus tidak hanya mengarah pada landasan banyak komunitas Kristiani, tetapi juga berarti empat belas surat yang diberikan kepadanya atau pengikutnya menjadi bagian dari Kitab Suci kita. Tulisannya mendalam, mendalam dan sangat peribadi. Kasih, semangat dan kepeduliannya terhadap masyarakat Kristian yang didirikannya bersinar ketika dia dinyatakan sebagai gembala Tuhan yang sejati.

Kedua, pertobatannya terjadi setelah penganiayaan sengit terhadap Gereja Kristian yang baru ditubuhkan. Saul meninggalkan kota demi kota, mengumpulkan orang Kristian baru dan menganiaya mereka. Kisah yang paling terkenal mengenai penganiayaan ini adalah ketika dia menyetujui pelemparan Santo Stefanus, syahid Kristian pertama, sebelumnya dalam Kisah Para Rasul.

Petikan dari Kitab Suci yang disebutkan di atas, yang muncul hari ini dari Pembacaan Misa Pertama, mengungkapkan Yesus yang muncul kepada Saul bertanya kepadanya mengapa dia menganiaya dia. Saul dengan keliru tidak memahami bahawa penganiayaannya terhadap Gereja sebenarnya adalah penganiayaan terhadap Yesus sendiri. Pewahyuan yang diterima oleh Saul ini menjadikannya berada di jalan pertobatan yang kuat.

Kebenaran yang mengungkapkan adalah bahawa, kadang-kadang, kita menghadapi perpecahan dan bahkan penganiayaan di dalam Gereja dari satu orang ke orang lain. Ini tidak boleh mengejutkan atau merosakkan iman kita. Yesus cukup menyedari hakikat ini dengan Saint Paul dan memilih untuk menggunakannya walaupun penganiayaannya terhadap penganut Kristian yang mengerikan. Petikan ini harus memanggil kita untuk mempertimbangkan setiap penganiayaan dan perpecahan lebih banyak sebagai peluang daripada yang lain. Ini adalah peluang bagi Yesus untuk memperoleh kebaikan dari sesuatu yang sangat menyakitkan.

Renungkan hari ini pengalaman anda mengenai perselisihan dan perpecahan dalam Gereja atau bahkan dalam keluarga anda sendiri. Walaupun penting untuk mengenali keperitan dan keperitan yang ditimbulkannya, jangan putus asa agar Tuhan dapat mengubah segala sesuatu untuk kebaikan dan menggunakan segalanya untuk kemuliaan-Nya.

Tuhan, saya melihat keperitan, kekeliruan dan perpecahan dalam Gereja anda dan bahkan dalam keluarga saya sendiri. Saya melihat konflik dan perselisihan di seluruh masyarakat. Ketika saya melihat dan menghadapi kesulitan-kesulitan ini, beri saya harapan agar saya dapat mempercayai rancangan ilahi-Mu kerana anda mengizinkan semua perkara untuk kemuliaan anda. Yesus saya percaya kepada anda.