Komen mengenai Injil 1 Februari 2021 oleh Don Luigi Maria Epicoco

"Ketika Yesus keluar dari kapal, seorang lelaki yang dirasuk oleh roh najis datang menemuinya dari kubur. (...) Melihat Yesus dari jauh, dia berlari dan melemparkan dirinya ke kakinya.

Reaksi yang dimiliki oleh orang yang dirasuk ini di hadapan Yesus benar-benar membuat kita banyak berfikir. Kejahatan harus melarikan diri di hadapan-Nya, jadi mengapa ia berlari ke arah Dia? Daya tarikan yang Yesus lakukan sangat hebat sehingga tidak ada kejahatan yang tidak dapat dilupakan. Yesus adalah benar-benar jawaban untuk semua yang diciptakan, bahkan kejahatan tidak dapat gagal mengenali di dalamnya penggenapan sejati dari segala sesuatu, respons yang paling benar terhadap semua kewujudan, makna mendalam dari semua kehidupan. Kejahatan tidak pernah ateis, selalu beriman. Kepercayaan adalah bukti baginya. Masalahnya adalah untuk memberi ruang kepada bukti ini hingga mengubah pilihan dan tindakannya. Jahat tahu, dan dengan tepat bermula dari apa yang diketahui, ia membuat pilihan yang bertentangan dengan Tuhan, tetapi menjauh dari Tuhan juga bermaksud mengalami neraka menjauhkan diri dari cinta. Jauh dari Tuhan kita tidak lagi dapat saling mencintai. Dan Injil menggambarkan keadaan pengasingan ini sebagai bentuk masokisme terhadap diri sendiri:

"Terus-menerus, malam dan siang, di antara kubur dan di gunung, dia berteriak dan memukul dirinya dengan batu".

Seseorang perlu selalu dibebaskan dari kejahatan seperti itu. Tidak seorang pun dari kita, kecuali kita menderita patologi, benar-benar dapat memilih untuk terluka, bukan untuk saling mencintai. Mereka yang mengalami ini ingin dibebaskan dari itu, walaupun mereka tidak tahu bagaimana dan dengan kekuatan apa. Iblis sendiri yang mengemukakan jawapannya:

"Teriak dengan suara lantang dia berkata:" Apa persamaan dengan saya, Yesus, Putra Tuhan Yang Mahatinggi? Saya memohon kepada anda, dengan nama Tuhan, jangan menyeksa saya! ». Sebenarnya, dia berkata kepadanya: "Keluarlah, roh najis, dari lelaki ini!" ".

Yesus dapat membebaskan kita dari apa yang menyeksa kita. Iman melakukan segala yang dapat kita lakukan secara manusiawi untuk menolong kita, dan kemudian membiarkan apa yang tidak lagi dapat kita lakukan dapat dicapai dengan rahmat Tuhan.

"Mereka melihat iblis duduk, berpakaian dan waras".